Bila degub berontak meronta Cahaya kan terbilas aura dewa
Walau kata terucap tanpa makna
Hujaman nya masih terasa di relung dada
Asapun mulai lelah berdiri
Terkoyak badai penuh duri
Tanpa tau makna dan arti
Haruskah menjadi redup dan mati
Wahai selimut halimun ungu
Masihkah engkau selembut salju
Ataukah telah mengeras dan membatu
Memberontak untaian yang tiada menentu
Duhai kasih yang mempesona
Tak taukah engkau bila aku terpana
Mengenang mu laksana aroma sorga
Harum dan wangi membasuh jiwa
Rembulan yang terpaku dalam sunyi
Tidak kah kau saksikan raungan hati
Mengoyak jasad yang rapuh tiada berarti
Membungkam semua hingga menjadi sepi
Bersama mu membuat semua menjadi syahdu
Walau tanpa hiasan musik dan lagu
Mengalun indah memecah gelombang rindu
Apakah begitu...... ataukah mungkin begitu... entah lah aku tak tau...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar